Spesimen hewan, tumbuhan dan mikroba berharga namun sulit dinilai
dengan uang. Hal ini menjadi kendala saat publik bertanya tentang
manfaat pemeliharaan spesimen museum.
Demikian diungkapkan Wakil
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam konferensi pers
usai Penghargaan Sarwono Prawirohardjo pada Selasa (28/8/2012) di
Jakarta.
"Kita sulit untuk mengatakan berapa value-nya berapa.
Kita bisa prediksi bahwa ini bermanfaat untuk kemaslahatan umat, tapi
sulit menilai," ungkap Endang.
Saat ini, LIPI mengelola tiga
museum koleksi, meliputi Museum Zoologicum Bogoriense yang memuat
koleksi hewan, Herbarium Bogoriense yang memuat koleksi tumbuhan serta
Insonesia Culture Collection yang menampung koleksi mikroba.
Salah
satu kendala yang dihapai adalah mahalnya biaya pemeliharaan aset.
Padahal, aset harus dipertahankan sebab merupakan kekayaan sekaligus
bisa menjadi bahan riset untuk kesejahteraan masyarakat.
Endang
mengatakan, dukungan untuk pemeliharaan aset diperlukan. Endang
mencontohkan, koleksi mikroba bisa digunakan untuk mengembangkan riset
penemuan antibiotik atau obat bagi beragam penyakit.
Soekarjo
Somadikarta, taksonom burung dan peraih penghargaan Sarwono
Prawirohardjo 2012 yang diberikan LIPI, mengatakan bahwa koleksi sangat
bermanfaat untuk meneliti masalah lingkungan dan penyakit.
Spesimen burung misalnya, kata Somadikarta, bisa digunakan untuk penelitian pengaruh perubahan iklim serta penyebaran penyakit.
Pemeliharaan Spesimen Perlu Dukungan
Sumber : KOMPAS.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TIKI ESPEMA CLA-X. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar
thank' yo coment.e